[Series] Puzzle of Life (Part 2) ON Sabtu, November 17, 2012 AT 11/17/2012 10:17:00 AM
Puzzle of Life
~.~
Author : Nissa Tria
Cover by : Hannie @ Miracle Pops!
Cast : Super
Junior Eunhyuk as Lee Hyukjae
Super
Junior Donghae as Lee Donghae
Park Hyemi (OC)
Support Casts : IU as Lee Jieun
Super Junior Kyuhyun as
Cho Kyuhyun
Genre
:
Angst, gloomy romance, sad
Length : Series (2050 words)
Rate : [PG-15]
Disclaimer :
Apologize me about the OOC (Out Of
Character), typo(s), and mistake(s). I not owned the canon,
they’re God’s, their family’s, and their fans’, but plot dan OC is mine. Thanks
for not copy-paste my plot (plagiarism), and don’t bash me.
~.~
Puzzle of Life
[Part 2]
A Series by, Nissa Tria © 2012, All Rights
Reserved.
~.~
Matahari telah menampakkan sinarnya di langit, burung-burung telah
berkicau dengan ria, wangi menu sarapan pagi ini telah tercium dari lantai
bawah, namun tampaknya itu semua tidak
membuat tidur Hyemi ternganggu sama sekali. Gadis itu masih terlelap di balik
gulungan selimut tebal, seolah tidak peduli dengan suara gedoran pintu dan juga
seruan Jieun yang begitu memekakan telinga dari balik pintu kamarnya, sementara
itu, Donghae dan Kyuhyun tampak sedang berada di ruang makan, tengah menikmati
menu sarapan mereka dengan damai.
“LEE HYEMI!!!!”
seru Jieun untuk kesekian kalinya, masih dengan sebelah tangan yang menggedor
pintu kamar Hyemi secara tak sabaran. Gadis itu merutuk, dan
menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa sudah tidak aneh lagi dengan sifat Hyemi
yang susah untuk dibangunkan, namun bodohnya, ia malah dengan senang hati
membangunkan Hyemi sampai suaranya serak dan tangannya menjadi membiru karena terlalu
keras menggedori pintu kamar gadis itu.
“Ya! Sleeping
beauty ya!!! Ireona ppaliwa!!!”
gadis itu kembali menyerukan julukan Hyemi yang lainnya dengan suara yang mulai
melemah, kemudian gadis itu terbatuk-batuk kecil karena suaranya hampir habis
untuk menyerukan Hyemi agar gadis itu terbangun dari tidur lelapnya. Gadis itu
kembali menggelengkan kepalanya, tanda ia telah menyerah dan telah enggan untuk
mengorbankan suaranya lagi untuk berteriak menyerukan nama atau julukan Hyemi
berulang-ulang, namun nyatanya tidak direspon sama sekali.
Jieun
melangkahkan kakinya meninggalkan pintu kamar Hyemi menuju dapur di lantai
bawah dekat ruang tv di tengah ruangan. Gadis itu butuh minum jika tidak ingin
suaranya terdengar seperti geraman katak dan dijadikan bulan-bulanan oleh
kakaknya sendiri atau pacarnya.
Donghae dan
Kyuhyun mendadak berhenti menyuapkan sarapan mereka secara bersamaan dan
menoleh pada Jieun yang tampak sedang berjalan gontai menuju lemari es, lalu
menenggak satu botol air yang iakeluarkan dari sana. Keduanya sama-sama
mengerutkan kening dan tak melepaskan tatapan tanda tanya mereka pada Jieun,
merasa aneh karena ini untuk pertama kalinya gadis itu gagal dalam membangunkan
sang Sleeping Beauty, sementara Jieun
masih dengan cueknya menenggak air dalam botol seraya berjalan menuju meja
makan.
“Aku menyerah.”
Jieun mengangkat kedua tangannya setelah menelan air pada mulutnya dan menaruh
botol air kosong ke atas meja ketika mengucapkannya, sementara kedua pria di
depannya melotot, bahkan Kyuhyun terbatuk karena tersedak makanan dalam
mulutnya sendiri.
“Aigoo … Oppa, mengunyahlah dengan pelan-pelan, lalu telan, ck … karena kamu
ini aku jadi tampak seperti ibu-ibu yang
sedang mengajari balitanya untuk makan.” Jieun mencibir seraya beranjak dari
tempat duduknya, mengambilkan segelas air untuk Kyuhyun, lalu menepuk-nepuk
punggung pria itu dengan lembut, sementara Donghae hanya tersenyum kecil dengan
apa yang dilakukan adik kecilnya tersebut pada sahabat sekaligus calon adik
iparnya.
“Ya! Museun
mariya, Jieun ah? Oppa hanya kaget dengan pernyataanmu
kalau kamu itu menyerah untuk membangunkan si Sleeping Beauty yang terhormat itu,” sangkal Kyuhyun setelah
batuknya reda dan air dalam gelas telah iatenggak hingga kosong tak bersisa
satu tetes pun, sementara Jieun masih mencibir dalam hati seraya kembali duduk
di tempat semula, lalu mulai bersiap beradu argumen dengan pacarnya tersebut.
“Oppa … she is the real Sleeping Beauty, did you know?” tanya Jieun seraya bertopang dagu dan menatap
Kyuhyun dengan wajah innocent-nya
yang menggemaskan, membuat pria itu ingin mengejar Jieun, lalu mencubiti kedua
pipi gadisnya tersebut. Kyuhyun mengangguk singkat, lalu mengangkat pantatnya,
“Aku akan mencoba
membangunkannya, Nyonya Cho Jieun, dan jika aku berhasil … maka kamu harus
menciumku, arrayo?” Kyuhyun berucap
saat tangan besarnya terulur untuk menyentuh dagu mungil Jieun, kemudian
mengecup singkat bibir mungil gadisnya sebelum pergi ke lantai atas untuk
membangunkan Hyemi, sementara Jieun hanya menganggukkan kepalanya singkat,
seolah terhipnotis dengan tatapan menawan dari pacarnya tersebut. Namun
tiba-tiba Donghae menggelengkan kepalanya, menaruh sendok dan garpu ke atas
meja, lalu menyela,
“Ah, aniyo, biar aku saja yang
membangunkannya, sleeping beauty itu
adalah istriku, jadi … kalian sarapanlah.” sela Donghae seraya tersenyum kecil
dan berdiri dari kursinya, membuat langkah Kyuhyun yang telah sampai di anak
tangga pertama terputus begitu saja. Pria itu mengangkat sebelah alisnya, lalu
tersenyum setan seraya menepuk pundak Donghae yang kini telah berada di
sampinya,
“Kamu akan
berbuat yadong (mesum) pada Hyemi,
kan? Malhaebwa (katakana padaku)!”
ucap Kyuhyun dengan enteng dan masih dengan senyum setan yang terlukis di
wajahnya, sementara kedua kakak-beradik itu membulatkan kedua bola mata mereka.
“Geureohke aniya (tentu saja tidak),
Kyuhyun ah!” Donghae menyangkalnya
dengan cepat seraya mengibaskan tangannya di depan mata Kyuhyun, lalu
mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Kyuhyun, “namun aku ingin membangunkan
istriku dengan cara yang sedikit ‘ekstrim’ pagi ini, kekekek ...” pria itu
berbisik pada Kyuhyun, diakhiri dengan sebuah kekehan yang membuat Jieun
mengerutkan keningnya, bingung dengan Oppa-nya
yang tiba-tiba terkekeh di telinga Kyuhyun, sementara Kyuhyun terbahak keras
seraya memegangi perutnya, lalu menonjok bahu Donghae dengan pelan,
“Itu sih … sama
saja, Hyung!” Kyuhyun masih saja
terbahak ketika mengatakannya, sementara Donghae telah buru-buru melesat ke
lantai atas karena Jieun telah memelototinya dengan seram, “good luck, Hyung!” seru Kyuhyun dengan lantang dan langsung dihadiahi sebuah
jitakan di dahinya dan juga sebuah tatapan horor dari Jieun.
~.~
“Yeobo ya … ireona ppaliwa …” Donghae membuka pintu
kamar istrinya tersebut seraya menggumam kecil dan menggeleng kecil begitu
melihat keadaan kamar istrinya yang cukup berantakan setelah insiden kecil tadi
malam.
Pria itu melangkahkan
kakinya menuju tirai yang masih belum dibuka, lalu menyibakkan tirai itu
perlahan, membuat sinar matahari menerobos menyinari kamar Hyemi dengan bebas.
Melihat tidak ada tanda-tanda apapun kalau istrinya tersebut akan bangun,
Donghae kembali menggelengkan kepalanya, merasa tidak habis pikir dengan
istrinya tersebut. Donghae kembali melangkahkan kakinya menuju samping kanan,
arah di mana Hyemi menghadap seraya terlelap dibawah gulungan selimut tebal.
Pria itu sedikit menekuk lututnya, memandangi wajah polos istrinya yang tampak
semakin imut jika sedang terlelap.
“Gojungnim …” bisiknya pelan seraya memainkan poni rambut Hyemi yang
berjatuhan menutupi kedua bola mata indah gadis itu, “ireona ppaliwa, Gojungnim …”
pria itu kini melipat sebelah tangannya di atas kasur, manaruh dagunya di atas
tangan, lalu sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat wajah istrinya yang
sedikit bersembunyi di balik selimut, sementara tangannya yang lain semakin
asyik memainkan poni rambut Hyemi. Merasa bosan dengan semua itu, Donghae memilih
untuk mengangkat kepalanya, berjalan ke arah punggung Hyemi berada, lalu
berbaring di samping gadis itu setelah menyibakkan selimut yang melapisi kasur
tempat istrinya berbaring seraya memeluknya erat. Pria itu sedikit terkikik geli
begitu menyadari Hyemi yang mulai merasakan kehadirannya dengan meraba-raba
singkat kedua tangannya yang telah melingkar di pinggang gadis itu. Donghae
tersenyum manis begitu merasakan pinggang Hyemi bergerak-gerak di atas
tangannya, dan semakin melebarkan senyumnya begitu melihat gadis itu kini menghadap
ke arahnya dengan bibir yang sedikit mengerucut, membuat gadis itu semakin
tampak manis dan imut di matanya.
“Lee Gojungnim … ireona ppaliwa …”
Donghae berbisik pelan seraya mengeratkan pelukannya agar gadis itu menjadi
lebih dekat dengannya, sementara Hyemi malah semakin terlelap begitu tangannya
menemukan dada Donghae yang bidang, lalu mengubur wajahnya dalam-dalam di sana.
“Kamu manis,” Donghae
berkomentar setelah mendaratkan sebuah kecupan singkat di pipi Hyemi, “sangat
manis,” lagi-lagi Donghae berkomentar, lalu pria itu mendaratkan sebuah kecupan
singkat di kening Hyemi seraya tersenyum manis dan mengeratkan pelukannya,
“jadi … segeralah bangun, Gojungnim
…” Donghae berbisik seraya tersenyum manis, lalu tanpa ragu lagi mulai melumat
bibir Hyemi yang masih terkatup rapat. Pria itu dapat merasakan Hyemi sedikit
terlonjak begitu mendapati Donghae tengah menciumnya di atas ranjang, hingga
iasempat berpikir jika pria itu tidak melepaskan ciuman mereka semalaman,
sementara Donghae melepaskan ciuman singkatnya, lalu menatap Hyemi seraya
menyunggingkan senyuman ketika melihat kedua pipi Hyemi merona,
“Sudah bangun, Gojungnim?” Donghae berucap dengan nada
menggoda yang begitu ketara begitu melihat Hyemi tampak tersenyum malu-malu
menanggapi ucapannya, “-mau sarapan bersamaku?”
Hyemi menggeleng singkat dan
alih-alih turun dari tempat tidur, gadis itu malah semakin dalam mengubur
wajahnya pada dada bidang Donghae untuk menyembunyikan wajahnya yang terlihat
merah padam, sementara Donghae hanya tertawa kecil seraya mengelus belakang kepala
gadis itu dengan sangat lembut, lalu mengecup puncak kepala gadis itu dalam
waktu yang cukup lama dan melepaskan kecupannya ketika ia merasa puas mengecup
puncak kepala gadis itu.
“Gojungnim, segeralah mandi lalu berpakaianlah dengan manis, setelah
itu turunlah ke lantai bawah untuk sarapan, kamu harus memakan sesuatu sebelum
berjalan-jalan lagi atau kamu akan pingsan di tengah jalan tanpa ada yang
membantumu untuk kembali ke rumah ini.” Donghae berucap seraya melepaskan
tangannya yang melingkar di pinggang Hyemi, mengecup dahi gadis itu, lalu turun
dari tempat tidur, sementara Hyemi merenggut manja dan menggeser tubuhnya agar
dapat memeluk pria itu dari belakang,
“Oppa, apakah kamu akan pergi ke Seoul sekarang, huh?” tanya Hyemi
dengan nada merengut seraya menunjukkan ketidakrelaan berlebihannya untuk
melepas Donghae yang akan pulang ke Seoul hari ini, sementara Donghae tampak
menampilkan senyumannya, meraba tangan mungil Hyemi yang melingkar di lehernya,
lalu mengecup tangan mungil itu dengan lembut,
“Oppa harus ke Seoul sekarang, Oppa
dan Kyuhyun telah ditelepon Jungsoo hyung
untuk segera pulang ke dorm
karena Super Junior memiliki schedule yang
cukup padat selama beberapa bulan ke depan untuk mempromosikan album baru kami,
bukankah kamu juga mengetahui itu, Gojungnim?
Dan kamu juga telah menyetujui sekaligus berjanji padaku untuk mengerti
pekerjaanku, bukan?” ucap Donghae setelah menaruh kedua tangan kekarnya di
bawah pantat istrinya agar gadis itu tidak jatuh saat iagendong seraya bangkit
dari tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu kamar mandi dan berjongkok untuk
menurunkan istrinya di sana,
“Gojungnim, turunlah, aku harus ke bawah untuk berbicara sesuatu
pada Kyuhyun.” Donghae berucap seraya menepuk-nepuk pantat Hyemi, memberikan
instruksi agar gadis itu turun dari gendongannya, sementara gadis itu tetap
memberontak terhadap apa yang pria itu perintahkan seraya berteriak-teriak,
memberikan penolakan yang begitu keras sehingga Donghae lebih memilih untuk
mengangkat gadis itu kembali dan membawanya turun menuruni tangga menuju ruang
makan, tempat Jieun dan Kyuhyun berada.
“Turunlah …”
perintah Donghae ketika mereka telah berada di ruang makan dengan nada yang
manis dan penuh kesabaran, mencoba membujuk istrinya tersebut agar segera turun
dari gendongannya dengan omongan yang halus sebelum ia berlaku sedikit kasar
pada gadis itu saking kesalnya, sementara Hyemi
tetap di tempatnya dan alih-alih mengendurkan pegangannya pada kerah
Donghae agar pria itu lebih mudah menurunkannya, gadis itu malah semakin
mengencangkan pegangannya, membuat Jieun dan Kyuhyun yang awalnya mengobrol
dengan damai mendadak mengernyitkan keningnya sekaligus menatap bingung pada
kedua pasangan suami-istri tersebut.
“Shireo, Oppa!” seru Hyemi
untuk kesekian kalinya, namun kali ini nada suara gadis itu terdengar melemah
dan hampir menangis, membuat jantung Donghae berdenyut ketika mendengar suara
isak tangis mengalun bagai suara gesekan biola yang menyayat hati di telinganya.
Pria itu mendesah, melangkahkan kakinya menuju sofa besar di ruang tengah,
mendaratkan pantatnya pada salah satu sofa tersebut, kemudian mencoba
melepaskan pegangan tangan Hyemi yang kini mengendur karena menangis.
Donghae membalikkan badannya
setelah beringsut turun dari atas sofa untuk melihat wajah Hyemi yang kini
berbanjir air mata. Pria itu menyingkirkan kedua tangan Hyemi yang sibuk
menghapusi jejak-jejak air mata di pipinya, lalu pria itu meringis perih ketika
merasakan jantungnya berdenyut karena melihat kedua pipi tembam yang selalu
merona ketika mendapatkan sentuhan lembutnya itu kini ternodai oleh dua anak
sungai kecil yang ada karenanya.
“Uljimayo, Gojungnim …”
ucap Donghae dengan nada rendah dan sangat lembut seraya menatap Hyemi tepat
pada manik mata bening gadis itu, sementara kedua ibu jarinya menghapus lembut
dua anak sungai keci yang menodai pipi tembam istrinya, membuat Hyemi
menghentikan tangisnya dan balas menatap Donghae yang seolah telah menguncinya
lewat tatapan itu.
“Uljibomyeon nae maemi apa (hatiku sakit ketika melihatmu menangis),
..-“ Donghae berucap ketika sebelah tangannya yang mengepal menepuk dada
kirinya dengan kuat seolah ingin menyampaikan betapa hancurnya hati pria itu
ketika melihat Hyemi, sementara tangannya yang lain menyingkirkan rambut-rambut
halus yang menutupi mata bening Hyemi.
“-ulgoisselddae na jeongmal miwo, Gojungnim
(aku benar-benar benci ketika melihatmu menangis) …-“ pria itu menggenggam
kedua tangan Hyemi dengan kedua tangannya yang besar, dan menatap gadis itu
lekat-lekat,
“-percayalah padaku, aku
akan pulang secepat mungkin ke Nowon bersama Kyuhyun, tapi kali ini aku harus
pergi ke Seoul untuk pekerjaanku, ..-“ sebelah ibu jari Donghae bergerak
kembali untuk menghapus anak sungai kecil yang telah menodai pipi Hyemi,
“-would you like to trust me, Gojungnim?-“
Donghae menelungkupkan kedua telapak
tangannya pada pipi tembam Hyemi,
“-I promise that I’ll back to
you ...” tambah Donghae ketika merasakan kepala Hyemi mulai bergerak-gerak
untuk menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau melakukan apa yang Donghae
pinta tadi, sementara Hyemi berusaha menghilangkan kontak matanya dengan
Donghae seraya merengek,
“Oppa …”
“Please remember, Gojungnim … please remember …” tambah Donghae lagi, lalu merengkuh Hyemi pada
pelukannya, membuat Hyemi membeku pada tempatnya duduk dan secara mau
tidak-mau, gadis itu harus menyetujuinya dengan mengangguk kecil pada bahu
Donghae.
“I’ll keep my promise.”
bisik Donghae tepat pada daun telinga gadis itu, lalu mengecup tengkuk istrinya
seraya semakin mengeratkan rengkuhannya.
~.~
To be continued ...
~.~
Label: AU, Donghae, Eunhyuk, Fan Fiction, Hurt/Comfort, Hyemi, Mysteri, Romance, Sad Romance, Series, Super Junior