music Player goes here
[ ]
Glace's World







✿ Facebook
✹ Wattpad
✖ Twitter
☂ LINK 4
✈ LINK 5
+
+

[Drabble] Black Piano ON Sabtu, November 17, 2012 AT 11/17/2012 09:53:00 AM

Black Piano
~.~

Author             : Nissa Tria
Cover by         : erlyRine
Cast                 : Super Junior Kyuhyun as Cho Kyuhyun
                        Raverainy Ahn Miyoung (OC)
                        Naverainy Anh Minyoung (OC)
Genre              : Find it by your self, please ^^
Length             : Drabble (612 words)
Rate                 : G (General)
Disclaimer       : Apologize me about the OOC (Out Of Character), typo(s), and mistake(s). I not owned the canon, they’re God’s, their family’s, and their fans’, but plot dan OC is mine. Thanks for not copy-paste my plot (plagiarism), and don’t bash me.
~.~
Black Piano
A Drabble by. Nissa Tria © 2012, All Rights Reserved.
~.~
 “Tegakkan badanmu jangan bungkuk, dan rilekslah, .. -“ ucap seorang pria berwajah manis dengan tangan yang menekan ke atas perut seorang gadis yang sedang duduk di atas kursi piano dan tangannya yang lain ditaruhnya pada punggung gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum malu seraya mengangguk mengerti dan mulai merilekskan badannya. Ia lalu melakukan sedikit pemanasan pada jari-jari lentiknya sebelum ia taruh ke atas tuts-tuts piano yang kini mulai akrab dengannya, tapi rupanya pria itu menahan gerakan gadis itu seraya menggeleng kecil,
“-posisi lenganmu harus sejajar dengan tuts piano, rileks dan jangan tegang, karena posisi lengan yang salah dapat menyebabkan bentuk dan posisi jari menjadi tidak benar, ..“
Lagi-lagi, gadis itu hanya mengangguk mengerti dan merasakan jari-jari tangannya dipegang pria itu dan dibentuk sedemikian rupa sesuai peraturan.
“-bentuk jarimu harus bulat melengkung, karena jika bentuk jarimu salah maka jari-jarimu itu tidak akan leluasa menari di atas tuts dan juga akan mengganggu kualitas bunyi nada yang dihasilkan oleh tekanan jari selain itu juga tidak sedap dipandang mata, ..-“ ucap pria itu tenang meskipun wajahnya menggambarkan rasa gemas tak tertahankan pada jari-jari gadis itu yang sulit ditekuk karena menegang.
 “-rileks saja, aku tidak akan menggigit jari-jarimu yang begitu menggemaskan ini.” gurau pria itu seraya meraih sebelah tangan si gadis, lalu memasukkan jari-jari itu ke dalam mulutnya, berpura-pura untuk menggigitnya, sehingga sebuah gelak tawa manis terdengar seperti sebuah melodi indah di telinga pria itu. Pria itu tersenyum memerhatika eye-smile yang dimiliki si gadis yang secara tidak langsung membuat pria itu gemas sendiri dan ingin menyubit kedua pipi chubby gadis itu. Merasakan sebuah cubitan di pipinya, gadis itu tetap tertawa dan membiarkan pria itu ikut tertawa.
Oppa!!! Hentikan … aigoo … pipiku sakit, Oppa!!!” kali ini gadis itu berteriak kesakitan karena tangan pria itu menyubit pipinya lebih keras dari sebelumnya, dan pria itu melepaskan cubitannya, lalu tertawa-tawa melihat pipi gadis di hadapannya yang memerah karena terlalu keras ia cubit,
Aigoo neomu kyeopta, Navera ah …” ujar pria itu santai dan berniat menyubit kembali pipi tembam itu, tapi gadis itu malah menahan tangan pria itu dengan sigap, lalu berkata,
Oppa, seriuslah. Aku ingin belajar bermain piano dengan serius, jadi ber …-“
Arraseo.” potong pria itu masih dengan tersenyum-senyum kecil sebagai ganti gelak tawanya. Gadis itu tersenyum berterimakasih atas pengertian pria itu padanya, bagaimana pun juga, dia tidak ingin pertemuan hari ini sia-sia tanpa ada ilmu memainkan piano untuknya.
“Baiklah … kita awali dengan pemanasan 10 menit dengan …-“
“Permisi …”
Pria itu menolehkan kepalanya ke arah pintu. Di sana tampak seorang gadis manis bercelemek hijau memasuki ruangan itu dengan langkahnya yang anggun, lalu menaruh 2 buah gelas es jeruk di atas meja kecil. Gadis itu menoleh, memerlihatkan senyuman manisnya yang hampir serupa dengan gadis yang sedang belajar bermain piano ini, lalu ia membungkuk kecil sebelum akhirnya gadis itu kembali melangkah keluar, tapi tangan gadis yang lainnya mencekal tangan gadis bercelemek itu.
“Nave~” desis si gadis bercelemek pada gadis yang dipanggilnya “Nave”. Gadis itu terlihat sedikit kesal karena Nave tidak mengeluarkan suaranya dan malah menyuruhnya duduk untuk berlatih piano bersama. Melihat hal itu, tentu pria di belakang mereka terlihat bingung karenanya.
“Ave … berlatilah piano bersamaku, jebal …” rengek Nave pada gadis bercelemek yang dipanggilnya “Ave”. Gadis itu terlihat mengulum senyum dan melepaskan cekalan dari gadis itu dengan lembut dan perlahan,
“Maaf, aku tidak bisa.” gadis itu berkata singkat, lalu segera berbalik dan berjalan menuju pintu keluar tanpa mengucapkan salam, atau melemparkan senyuman atau sebuah lirikan pada pria yang hanya diam melihatnya seperti itu.
Dan tepat saat pintu tertutup rapat, pria itu meringis merasakan rasa sakit yang menghujam dada kirinya …
~.~
.:FIN:.
~.~
 

Label: , , , , , , ,


0 Ice(s)